Air perasan labu siam ternyata bermanfaat. Tekanan darah Trisno dan
Endang yang semula melonjak bisa kembali ke angka normal. Padahal, hanya
lima hari, setiap pagi dan sore, mereka minum air perasan labu itu.
Trisno
(49) dan Endang (43) sama-sama pengidap hipertensi. Tanpa obat, tekanan
darah Trisno mencapai 240/130 mmHg, sedangkan Endang 205/120.
Dengan
obat antihipertensi generik, tensi pria kelahiran Wonosobo dan wanita
asal Purwokerto, Jawa Tengah, ini turun ke angka 160/100 mmHg saja.
Meski pengusaha mebel itu sudah berobat ke mana-mana dan berbagai
tanaman obat telah dicoba, hasilnya tetap sama.
Pada awal Januari
lalu, seorang pelanggan mereka menganjurkan untuk minum perasan air
labu siam. Resepnya, satu labu siam segar diparut, lalu diperas dan air
perasannya diminum setiap pagi dan sore.
Setelah lima hari,
tekanan darah mereka turun menjadi 140/80 mmHg. Hingga kini, keluhan
gangguan hipertensi, seperti sakit di belakang leher, sering pusing, dan
merasa lemas tak pernah lagi mereka alami. "Dokter hanya memberikan 2 x
1/2 tablet captopril 25 mg per hari untuk menjaga agar tensi kami tidak
naik lagi," kata Trisno.
Siapa
tak kenal labu siam? Dalam kehidupan sehari-hari, labu siam dikenal
sebagai sayuran buah yang menyehatkan. Buahnya bisa dimasak sayur lodeh,
oseng-oseng, atau sayur asam. Pucuk batang dan daun mudanya biasa
dibuat lalap sebagai teman makan nasi.
Di Meksiko, umbi yang
berumur setahun dijadikan makanan lezat setelah direbus. Tak heran,
tanaman yang di Jawa Tengah dikenal sebagai labu jipang, manisah (Jawa
Timur), waluh siam (Jawa Barat), dan di dunia internasional biasa
disebut chayote ini dijadikan cadangan pangan bagi penduduk Meksiko.
Tumbuhan ini ditanam orang di ladang atau di halaman rumah. Tumbuhan bernama Latin Sechium edule reinw
ini batangnya menjalar dan melilit sehingga perlu ditanam berdekatan
dengan pohon lain atau disediakan punjung-punjung agar batangnya dapat
melilit. Tanaman ini asli Amerika Selatan, daunnya berbentuk lekuk
tangan, sedangkan buahnya berbentuk genta.
Efek diuretik
Menurut Sudarman Mardisiswojo dalam buku Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang,
tanaman yang di Manado bernama ketimun jepang ini, buahnya mengandung
vitamin A, B, C, niasin, dan sedikit albuminoid. Karena bersifat dingin,
jika dimakan terasa sejuk dan dingin di perut.
Dr Setiawan
Dalimartha, Ketua II PDPKT (Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang
Kesehatan Tradisional Timur), menyebut daging buahnya terdiri dari 90
persen air, 7,5 persen karbohidrat, 1 persen protein, 0,6 persen serat,
0,2 persen abu, dan 0,1 persen lemak. Juga mengandung sekitar 20 mg
kalsium, 25 mg fosfor, 100 mg kalium, 0,3 mg zat besi, 2 mg natrium,
serta beberapa zat kimia yang berkhasiat obat.
"Buahnya mengandung zat saponin, alkaloid, dan tannin. Daunnya mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol," kata Dr Setiawan.
Dalam buku Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang,
Sudarman hanya menjelaskan bahwa buah tanaman ini baik untuk
menyembuhkan gangguan sariawan, panas dalam, serta menurunkan demam pada
anak-anak karena mengandung banyak air.
Maksudnya, tidak ada penjelasan kandungan mana yang bisa meredakan darah tinggi.
Dr
Setiawan menduga, selain bersifat diuretik (peluruh air seni),
kandungan alkoloidnya juga bisa membuka pembuluh darah yang tersumbat.
Oleh sebab itulah, labu siam bisa menurunkan darah tinggi.
Seperti
diketahui, melalui air seni yang banyak terbuang akibat sifat diuretik
dari labu siam, kandungan garam di dalam darah pun ikut berkurang.
Berkurangnya kadar garam yang bersifat menyerap atau menahan air ini
akan meringankan kerja jantung dalam memompa darah sehingga tekanan
darah akan menurun.
Sementara itu, R Broto Sudibyo, Ketua Sentra
Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional Yogyakarta,
menyarankan pasien dengan gangguan asam urat di Klinik Obat Tradisional
RS Bethesda, Yogyakarta, mengonsumsi labu siam. Menurut dia, air labu
siam memiliki efek diuretik yang baik sehingga melancarkan buang air
kecil. Dengan begitu, kelebihan asam urat bisa segera dikeluarkan dari
dalam tubuh.
Selain penderita asam urat, R Broto menjelaskan,
penderita kencing manis juga cocok mengonsumsi labu siam yang telah
dikukus. Kandungan patinya mengenyangkan sehingga penderita diabetes
melitus tak lagi mengonsumsi makanan pokok secara berlebihan.
Namun,
R Broto mengingatkan, ramuan labu siam tak cocok diberikan kepada
penderita rematik lantaran sifat dinginnya malah memicu munculnya gejala
sakit.